FARIDU'DDIN ATTAR - Musyawarah Burung (Mantiqu't-Thair)
Time final exam aritu aku baca buku ni....haha orang baca buku tuk final aku baca buku musyawarah burung ... faridu'ddin attar adalah seorang sufism dari parsi...menulis banyak syair-syair, dan buku2 berunsur tassawuf ..buku matiqu't-thair antara buku dia yang terkenal...dan banyak di translate ke bahasa-bahasa lain seperti english dan indonesia ...(musyawarah burung, The Conference of the Birds).
dalam buku ini dia bercerita tentang bagaimana dia menggambar kan semua burung-burung di dunia dari pelbagai latarbelakang berjumpa dengan burung hud-hud untuk bertanyakan siapa tuan mereka (raja segala burung) . Dan burung hud menerangkan raja mereka adalah raja simurgh. dan semua burung-burung sepakat untuk mengembara dalam pencarian mencari raja mereka, raja simurgh. Dari beribu-ribu burung hanya 30 sahaja yang berjaya sampai ke istana raja simurgh. Mereka menemupuh 7 lembah yang menduga mereka dalam simbolik spritual yang berbeza.
Dalam Mantiq al-Tayr karangan Fariduddin `Attar digambarkan secara simbolik bahwa jalan kerohanian dalam ilmu Tasawuf ditempuh melalui tujuh lembah (wadi), yaitu: lembah pencarian (talab), cinta (`isyq), makrifat (ma`rifah), kepuasan hati (istighna), keesaan (tawhid), ketakjuban (hayrat), kefakiran (faqr) dan hapus (fana`).
apa itu 7 lembah yang mereka tempuh? dan apa gambaran keindahan rupa dan istana raja simurgh? dan apa kesan-kesan spritual yang dirasai oleh 30 burung yang berjaya sampai ke istana raja simurgh? hehehe baca la sendiri ...mmg berkesan buku ni....
Antara petikan ayat dalam buku ini:
Untuk mengenal diri sendiri orang harus menghayati seratus
kehidupan. Tetapi kau harus mengenal Tuhan dari Dia sendiri dan bukan dari dirimu;
Dialah yang membukakan jalan menuju padaNya, bukan pengetahuan manusia. Pengetahuan tentang Dia tak tersedia di pintu orang-orang yang pandai menyusun kata. Pengetahuan dan kebodohan di sini sama, karena keduanya tak dapat menjelaskan maupun melukiskan.
Pastilah hidup tanpa Dia akan jadi sesalan, bila mana seluruh kehidupan kita adalah dengan pertolongan dan belas kasihanNya. Dalam keadaan fitrah hidup insan, fitrah jiwa manusia ingin hidup berTuhan, maka bagaimana seseorang itu mampu hidup tanpa Tuhannya?
Adapun bagiku, aku
akan merasa bahagia menemukan biar hanya jejaknya saja.
Itu akan ada juga artinya, tetapi hidup tanpa
Dia tentulah akan menjadi sesalan
Ia dekat dengan kita, tetapi kita jauh
darinya.
Jalan itu tak dikenal, dan tak ada yang berteguh hati mencarinya, meskipun
ribuan makhluk melewatkan hidupnya dalam kerinduan.
Bahkan jiwa yang paling suci pun tak dapat melukiskannya, dan akal budi tak pula dapat memahami: kedua belah mata ini pun buta. Si bijak tak dapat mengetahui kesempurnaannya
dan si arif tak pula dapat mengamati keindahannya
Banyak laut dan daratan di tengah jalan. Jangan
kira perjalanan itu singkat; dan kita mesti berhati singa
untuk menempuh jalan yang luar biasa itu, karena jalan itu amat panjang dan laut itu dalam.
Ada yang berjalan dengan susah payah dan keheranan, sambil kadang-kadang tersenyum dan kadang-kadang menangis.
Like this post :
Incoming Search:
|
No comments :
Post a Comment